MEDIANTANEWS
MAKALE, – Gejala sikap saling sandra antar caleg menyeruak. Caleg yang sudah lihat serta mengalami kesulitan dalam menggalang suara untuk terpilih jadi kempes dan mengkendorkan kegiatannya sehingga dampaknya bisa fatal, parpol akan kehilangan kursi.
Akibatnya terasa mulai bagi yang punya peluang sekalipun bisa meraih suara maksimal tapi tak membuahkan kursi. Sikap saling sandra ini sudah mulai diwaspadai oleh para caleg juga parpol dengan berbagai strategi.
Pihak Gerindra Tana Toraja mengaku tak akan mengalami hal itu serta tidak akan terjerat jebakan saling sandra caleg di pemilu 2024 mendatang
Johny Paulus Ketua OKK DPC Partai Gerindra Tana Toraja mengatakan jika hal itu tak jadi soal karena yakin semua caleg di partainya punya kemampuan dan ambisi yang sama kuat untuk meraih kursi. Sebab Gerindra bukan asal rekrut caleg untuk penuhi kuota di dapil semua tingkatan.
” Bagi kami tidak ada masalah, caleg kami solid berjuang meraih kursi di semua dapil dengan peluang yang sama , itu kami yakin tak ada di Gerindra, ” katanya, Rabu 6 Desember 2023 .
Meski begitu, kata dia , ia tetap berharap jika hal itu tidak terjadi dan harus di waspadai. Ia tetap berjaga- jaga dengan evaluasi dan monitoring berbagai strategi dari kemungkin itu di semua dapil bahkan tingkatan.
Caleg Gerindra kata Johny direkrut dengan berbagai proses serta seleksi yang matang berdasarkan kemampuan.
Kristian HP Lambe kandidat guru besar UKI Paulus Makasar penulis buku politik Toraja mengatakan gejala buang handuk atau menyerah tak melanjutkan perjuangan sebagai caleg itu memang hal yang harus diwaspadai dan itu bisa saja terjadi.
Gejala tersebut ditandai dengan saling intip dan mulai menghitung peluagnya antar caleg di internal parpolnya, yang tidak punya kans bakal mengurungkan niatnya untuk melanjutkan perjuangannya.
Gejala saling sandra menurutnya adalah sikap ketergantungan para caleg untuk bisa meraih kursi.
” Dampaknya bisa merugikan baik parpol maupun caleg yang berpotensi duduk karena memang ada sejumlah parpol yang merekrut caleg karena hanya untuk memenuhi kuota saja, jadi solusinya di internal parpol para caleg saatnya saling intip untuk tahu strategi yang akan digunakan untuk tetap bisa meraih kursi, sekalipun misalnya ada yang buang handuk tidak bisa melanjutkan lagi kegiatan penggalangan serta kerja-kerja politiknya, ” jelas Kristian doktor luaran UNM Makasar.
( * / fred )