Pariwisata Tana Toraja Tak Lagi Jadi Tujuan Wisatawan ,Tinggal Jadi Persinggahan Saja

Bagikan:

MEDIANTANEWS

MAKALE, – Animo wisatawan baik turis mancanega maupun nusantara berkunjung ke Tana Toraja drastis menurun. Mereka lebih memilih dan tujuan untuk berwisata ke Toraja Utara.

Tana Toraja jadi area persinggahan dan perlintasan saja. Daerah itu terancam tak lagi jadi primadona bagi wisatawan. Padahal Toraja Utara dan Tana Toraja jadi daerah tujuan wisata utama di Sulsel.

Dampaknya untuk mendapatkan pendapatan daerah kian tak menjanjikan lagi. Wisatawan memilih lewat dan langsung ke Rantepao diakibatkan sepinya hiburan dan atraksi serta minimnya standar akomodasi baik hotel berbintang maupun restoran.

Lihat saja pada kunjungan wisatawan dari beberapa sumber, terlihat antusius wisatawan ke Toraja Utara sangat membludak, sementara di Tana Toraja sepi saja, itu kalau ada bisa dihitung dengan jari khususnya turis mancanegara.

” Kita lebih banyak di Rantepao, disana malah kita kesulitan dapat hotel karena full, di sana kita banyak pilihan untuk objek wisata,malam hari ada hiburan berikut upacara adat juga banyak dan acaranya besar,” ungkap Riyadi wisatawan Bandung yang datang bersama rombongan saat singgah berswafoto di spot wisata Km 5 Mengkendek, ahir pekan.lalu.

Sejumlah wisatawan mancanegara dalam beberapa grup juga semuanya berada di Rantepao. Rupanya mereka lebih banyak disana lantaran ketertarikan mereka dengan upacara adat rambu solo di gelar di beberapa tempat selama bulan Juni dan masih ada beberapa lagi yang akan dilaksanakan awal Juli ini.

Menanggapi hal itu, Bernard Sekertaris Dinas Pariwisata Pemudan dan Olahraga mengatakan jika hal itu bisa saja terjadi karena datanya belum ia tahu.

Minimnya akomodasi seperti fadilitas hotel berbintang dan restoran serta hiburan bisa jadi akibat, meski begitu pihaknya masih mengklaim pariwisata Tana Toraja tetap diminati.

” Kita lihat datanya dulu, saya kira dua daerah ini jsdi tujuan wisata, apa yang tidak dijumpai di Toraja Utara bisa kita temulan di Tana Toraja, jauh sebelumnya pusat pariwisata berada di Rantepao, Makale jadi pusat pemerintahan, ” jelasnya.

Jadi lanjutnya, pembenahan serta perbaikan dan promosi pariwisata khususnya destinasi yang baru dibuka masih terus dilakukan.

” Banyak destinasi yang juga tidak kalan menarik di daerah lain yang ada di Tana Toraja, pembenahan dan promosi tengah dilakukan, ” kuncinya.

( * / fred )


Bagikan:

Respon (1)

  1. Tata kelolah pariwisata di Tana Toraja memang nampaknya tidak baik, bahkan cenderung buruk. Saya pernah menulis panjang sekaitan dengan permasalahan yang dihadapi karyawan hotel Makula yang menjadi urusan Pemda, tapi nampaknya tidak ada tindak lanjut. Bahkan hotel yang ini cenderung dibiarkan tidak terurus. Toraja Utara mencoba menghadirkan beberapa objek wisata baru, sementara Tana Toraja yang dulu pernah mengatakan akan ada air mancur menari-nari di kolam, yang ada justru terbengkalai. Saya juga pernah menyampaikan keluhan terkait toilet terminal Makale yang sangat jorok, entah bagaimana sekarang. Termasuk pungutan untuk urusan toilet yang digarap orang pribadi.
    Dan masih banyak lagi. Jadi wajar jika para wisatawan tidak menjadikan pariwisata Tana Toraja sebagai tujuan utama sekaligus tempat menginap, melainnkan hanya tempat singgah sejenak.
    Perlu pembenahan pemerintah secara serius.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses