MEDIANTANEWS
MAKALE, – Lovely December ( LD ) tak menarik lagi. Gawean ahir tahun itu jadi peninggalan yang tak terurus dan dilaksanakan asal- asalan dari tahun ke tahun. Jadi ajang promosi pariwisata LD kini hanya tradisi ahir tahun saja.
Tidak punya kemasan menarik apalagi inovasi. LD kini hanya jadi tradisi ahir tahun saja, bukan lagi tarikan bagi pengunjung untuk datang ke Toraja.
Semarak awalnya pudar, di tahun ke 17 di 2024 ini sejak digagas 2008 lalu LD ditinggalkan pengunjung, ada apa , ‘ngeri-ngeri juga yah’ jika ini terjadi, LD bisa jadi tinggal kenangan.
Sorotan dari penggiat LSM minta agar kegiatannya segera dievalusi termasuk pendanaanya. Peran media dituding tak dilibatkan secara maksimal.
Tengok saja kegiatan festival kebudayaan yang dilaksanakan dinas pendidikan sebagai bagian rangkaian acara LD , pembukaan Selasa 11 Desember 2024 di area pasar Seni Makale hingga pentas awal dimulai nyaris tanpa penonton.
Penampilan grup seni dari kecamatan tak hanya jadi pengisi acara, tapi mereka saling bergantian jadi penonton.
Mengusung tema besar festival tapi kesannya hanya pentas biasa, padahal jika disaksikan dan dikemas baik kegiatan itu layak tonton dan pentasnya pantas dipamerkan tapi sayang kesannya jauh dari harapan, yang saksikan dan jadi penonton adalah mereka juga para panitia dan pesertanya . Jangan heran jika tanggapan miring pemborosan anggaran dari publik kian menyeruak.
Menanggapi hal itu kadis Pendidikan Andarias Lebang mengatakan festival itu akan diikuti oleh 19 kecamatan selama tiga hari ( 11-13 Desember 2024 ) dengan berbagai ragam atraksi budaya yang akan ditampilkan, bisa dibayangkan sekaligus disayangkan jika terlewatkan tanpa pengunjung.
” Soal sedikit pengunjung yang saksikan itu kita tidak tahu, mungkin malam baru banyak, jarena kegiatannya berlangsung hingga malam, ” jelasnya.
Kegiatan LD ini akan berlangsung sepanjan bulan Desember ini . Selain festival kebudayaan , kegiatan otomotif , atraksi tradisi tangkap ikan dan belut, festival meriam bambu serta ibadah natal oikumene. Juga sudah diselenggarakan festival kopi beberapa hari lalu yang juga terkesan tak banyak yang hadiri.
Rasyid Mappadang aktifis LSM di Makale, mengatakan agar pemerintah daerah khususnya OPD terkait untuk segera melakukan evaluasi.
” Ini kegiatan besar, temanya luar biasa, tapi sayang dibuat asal- asalan, untuk memaksimalkan tujuannya untuk promosi dan pengembangan pariwisata, ambil langkah cepat evaluasi segera kegiatannya, ” tegas Rasyid.
Ia mengatakan jika kegiatan tersebut tak melibatkan unsur penting untuk mendukung kegiatan tersebut. Kegiatan itu ditenggarai praktek ‘pilih kasih’ pelibatan media.
” Ini mestinya tak terlepas dari peran media, jangan-jangan pelibatan dan dukungan media kurang diperhatikan, ” ungkapnya dengan rasa kecewa.
( * / fred )