MEDIANTANEWS
MAKALE, – Sulitnya mendapatkan akses dan informasi perkembangan musibah dan bencana di Tana Toraja. Peran dan fungsi Dinas Komunikasi Informasi Pemkab Tana Toraja dianggap berpangku tangan , tak bisa berbuat apa- apa. Kinerja Diskominfo diminta dievaluasi.
Data perkembangan kejadian musibah dasyat longsor yang menelan korban 20 orang di Makale dan Makale Selatan, 13 April 2024 jadi kadang tak akurat. Lantaran sulitnya memperoleh data dari saat ke saat soal musibah tersebut. Peran Diskominfo hampir- hampir tak ada kelihatan. Padahal data yang akurat sangat dibutuhkan khususnya untuk kepentingan pemberitaan.
Penggiat dan aktifis LSM, Rasyid Mappadang menyoroti kinerja dinas yang menurutnya jadi garda terdepan dalam menyediakan data dan informasi kebencaan dan musibah sosial lainnya.
Bencana dan titik rawan serta mitigasinya kata Rasyid peran penting Diskominfo sangat dibutuhkan termasuk menyalurkan dan mempersiapkan data informasi kepada media.
” Hampir- hampir tak ada perannya, dalam beberapa informasi khususnya soal musibah dan bencana jadi kadang berubah- ubah bahkan kurang akurat karena sumber dan pusat informasi resmi tidak ada, ini peran yang harusnya dikendalikan oleh Diskominfo, ” kesal Rasyid, Selasa 16 April 2024
Beruntung para awak media dengan berbagai cara menembus dan mencari data sendiri untuk kepentingan pemberitaan terkait musibah yang baru saja terjadi itu.
Guna menggerakkan informasi dan perkembangan situasi di daerah ini, Rasyid meminta kinerja Diskominfo segera dievaluasi.
” Saya merasakan sendiri dan mendengar keluhan para jurnalis dalam mencari informasi, beruntung mereka bisa dengan caranya mendapatkan datanya dan konfirmasi dari pejabat terkait , mestinya kinerja Diskominfo ini segera dievaluasi, ” harapnya.
( * fred )