MEDIANTANEWS
MAKALE, – Aksi kolektif pencegahan perkawinan anak Yayasan BaKTI Makassar bersama Pengurus Aisyiyah menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Jaringan dan Dialog Publik serta Loka karya selama dua hari di Hotel Pantan Makale, Selasa 19 – 20 November 2024 .
Didukung program Inklusi, kegiataan tersebut dibuka oleh bupati Tana Toraja diwakili Ir Rante Limbong Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak , Pengendalian Penduduk dan KB .
Rante Limbong dalam membacakan sambutan bupati mengatakan berharap kegiatan ini menjadi upaya unyuk pencegahan perkawinan anan dan berharap untuk terus berkolaborasi untuk kemajuan prtkembagan anak di Tana Toraja.
Melalui siaran pers yang dikirim panitia, kegiatan penguatan jaringan dilakukan untuk menyelaraskan Strategi Nasional Pencegahan Perkawinan Anak di Tana Toraja.
Sejumlah pembicara akan tampil dalam kegiatan itu diantaranya Lusia Palullungan ( Program Manager – Inklusi BaKTI) , Tri Hastuti Nur ( Sekjen PP Aisyiyah), Ir Rantelimbong, Kadis Pendidikan serta brbetapa narasumber lainnya.
Kegiatan hari kedua ( Rabu 20 / 11) berupa dialog publik dan loka karya multi pihak pencegahan perkawinan anak dengan tujuan untuk membrrikan pemahaman serta aturan dari lembaga terkait . Beberapa narasumbernya diantaranya Ketua PN Makale, Kepala Kemenag Tana Toraja, Unit PPA Polres dan beberapa pemateri lainnya.
Lucia Palullungan saat membawakan sambutan mewakili Yusran Laitupa Direktur Yayasan BaKTI mengatakan aksi kolektif itu dilaksanakan di Tana Toraja dimaksudkan untuk memperluas jaringan kampanye dan strategi pencegahan perkawinan anak. Juga sebagai upaya dan kolaborasi pencegahan dengan melibatkan semua pihak dan stakeholders lainnya.
” Dan kebetulan Tana Toraja sdalah salah satu daerah prlaksanaan program inklusi , ” katanya.
Sementara Tri Hastuti Nur sekjen Aisyiyah mengatakan upaya pencegahan dan penanganan perkawinan anak adalah komitmen Aisyiyah, bersama BaKTI Aisyiyah mendorong sinergi multi pihak mulai dari pemerintah, ormas, tokoh masyarakat , tokoh agama dan semua pihak.
” Aksi kolektif ini adalah salah satu cara bersama, kolaborasi untuk mengatasi perkawinan anak, ” katanya.
Peserta kegiatan itu dari berbagai lembaga keagamaan, lembaga wanita, ormas, kelompok konstituen, sejumlah kepala Lembang serta unsur terkait lainnya. Kegiatan itu itu juga melibatkan Yayasan Eran Sangbure Mayang ( YESMa) selaku pelaksana program Inklusi di Tana Toraja.
( * / fred )