Publik Mulai Tagih Gagasan, yang Hanya Cari Isi Tas Kandidat Disebut ‘Koteng Jawa’

Bagikan:

MEDIANTANEWS

MAKALE, – Ruang dan meja diskusi publik tak hanya ramai membicarakan latarbelakang para kandidat Calon Kepala Daerah ( Cakada ) yang siap maju di Pemilu Kada Tana Toraja. Isunya mulai bergeser untuk mencari apa gagasan dan ide mereka. Yang hanya bicara dan cari duit para kadidat para aktifis menyebutnya koteng jawa ( istilah lokal bagi pelaku politik uang.red ).

Para pemerhati politik dan penggiat demokrasi serta para aktifis LSM mengatakan bagi calon atau pemilih yang hanya mencari dan sibuk membicarakan isi tas alias duit para kandidat disebutnya sebagai prilaku kampungan dan pembodohan.

Mereka berharap prilaku dan praktek politik uang serta jual beli suara di pilkada dapat dihindari dan tidak terjadi karena dianggap perusak moral dan mental pemilih serta berdampak pada buruknya demokrasi dan hasilnya tidak berkwalitas.

Rasyid Mappadang menuntut dan meminta para bakal calon bupati dan wakil sudah mulai memperkenalkan apa ide dan gagasannya . Jangan sampai larut pasarkan diri ke masyarakat tanpa kemampuan untuk jadi pemimpin di daerah.

” Saya kira ini saatnya para kandidat jual diri dengan program , apa ide dan gagasan, jangan biarkan publik larut hanya bicara dan sibuk membicarakan berapa uangnya, minimal ide dasarnya apa, kalau cuma tampang muka , branding tagline dengan macam kata-kata itu tak penting lagi, mereka sudah punya nama dan sudah dikenal yang belum adalah apa yang mau buat atau apa dan mana programnya, ” katanya.

Menanggapi hal itu, peneliti senior Toraja Media Consultan Institute kelolaan grup media ini Dr. Kristian HP Lambe menyebut itu adalah satu kemajuan dan pikiran- pikiran cerdas untuk mendorong pilkada yang berkwalitas.

Publik dan pemilih sebaiknya mulai digiring untuk membicarakan apa kemampuan serta program dari para kandidat sebab jika dibiarkan itu akan berdampak pada makin memburuknya demokrasi dengan praktek- praktek politik uang.

” Ini satu kemajuan, saringan awal para kandidat adalah apa gagasanya, diskusi serta sisialiasi mereka diramaikan dengan ide, cost pasti ada, tetapi itu tidak penting itu urusan kandidat, hal ini harus jadi perhatian bersama untuk bagaimna menciptakan pilkada ini benar- benar pesta yang bermartabat, nilai dan hasilnya itu penting sekali kalau lagi- lagi politik uang jadi jalannya mau jadi apa daerah kita, generasi kita, dan ingat politik uang itu dosa, suap dan sogok pemali dan bukan budaya kita, ” jelas Dr Kristian sosiolog jyga penulis buku politik Toraja.

Ia juga berharap peran penting dari para tokoh agama, para tokoh adat dan budaya, aktifis pemudz dan LSM untuk ambil peran mengawal proses pilkada.

” Harus ada peran semua tidak boleh tidak, ini soal daerah kedepan tidak hanya itu yang jauh lebih penting adalah soal masa depan generasi kita, hadirkan pilkada dengan demokrasi yang sehat dan berkwalitas tentu akan menghasilkan kepala daerah yang berkwalitas pula, ” harapnya.

Berikut sejumlah nama kandidat cakada yang mulai mengemuka adalah dr Zadrak Tombeg, Victor Datuan Batara, John Rende Mangontan, Welem Sambolangi, John Tonglo, John Diplomasi, Yohanis Kidingallo Pongsumben, Darma Lelepadang,Aser Ilu, Dewi Sartika Pasande Sarce Bandaso dan mungkin akan ada nama lain yang akan maju.

( * / fred )


Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses