MEDIANTANEWS
MAKASSAR, – Jelang ‘ kick of ‘ launching kawasan Bundaran Kolam Makale jadi Sehari Tanpa Kendaraan atau Car Free Day , Sabtu besok 25 Oktober 2025 , dari sejumlah pihak datang memberi dukungan dan masukan. Kalangan rohaniawan pun turut memberi dukungan dan saran positif untuk pencanangan kawasan itu sebagai tempat dan ruang bersama yang sehat dan nyaman. Serta diharapkan kawasan Bundaran Kolam Makale jadi zona sehat yang Nyaman dan inklusif.
Salahsatunya Pastor Alber Arina , pernah bertugas di paroki Makale kini menjadi Ketua Komisi Kerasulan Awal di Keuskupan Agung Makasssar, dikenal sangat hobby olah raga khususnya lari menyatakan dukungan positifnya terhadap terobosan Zadrak Tombeg bupati Tana Toraja menjadikan kawasan Bundaran Kolam Makale jadi zona yang sehat dan bebas dari polusi. Ia sangat mendambakan lokasi itu menarik sehat dan nyaman bagi semua sejak dari dulu.
” Menjadikan kolam Makale dan sekitarnya menjadi zona sehat dan bebas dari polusi, adalah sebuah ide yang sangat visioner, kontekstual dan selaras dengan semangat pemerintah Kabupaten Tana Toraja dengan taglinen “Toraya Masero”, dan juga menyangkut kesehatan dan perubahan iklim dan issu lingkungan lainnya. Ini adalah bagian dari gagasan pembangunan yang berkelanjutan, ” katanya kepada media ini, Jumat 24 Oktober 2025.
Romo Arina ini menyodorkan beberapa usul dan saran yang komprehensif untuk mewujudkan Kawasan Zona Sehat Bebas Polusi di Kolam Makale dan Sekitarnya pada hari tertentu. Sarannya boleh dilakukan sekarang jelang acara maupun untuk rencana jangka panjangnya.
Usulan pertama jadikan momen pembukaanya jadi HARI NADI SEHAT TANA TORAJA (Nadi: berarti denyut nadi kehidupan, menggambarkan vitalitas dan kesehatan serta lingkungan yg menopang kehidupan).
Konsep Intinya lanjut Pr Arina adalah menjadikan kawasan Kolam Makale dan sekitarnya sebagai zona bebas polusi (kendaraan bermotor, asap rokok, dan sampah) setiap Sabtu atau Minggu pagi hingga siang (contoh: 06.00 – 12.00 WITA), yang dikhususkan untuk aktivitas sehat, rekreasi keluarga, dan apresiasi terhadap alam.
Sambungnya lagi , saran selanjutnya adalah larangan dan Pembatasan (Zona Bebas Polusi),
Untuk Lalu Linta, dalam hal mobil dan kendaraan bermotor, sgar menutup akses kendaraan (mobil, motor) di jalan-jalan utama yang mengelilingi Kolam Makale. Rute alternatif harus disosialisasikan dengan jelas.
Kawasan Bebas Asap Rokok: Menetapkan seluruh area tersebut sebagai “Kawasan Tanpa Rokok” selama acara berlangsung.
Berikut larangan penggunaan plastik sekali pakai dengan mendorong pedagang dan pengunjung untuk tidak menggunakan kantong plastik, styrofoam, dan botol plastik sekali pakai. Sebagai gantinya, disediakan air minum isi ulang dan mendorong penggunaan wadah sendiri.
Tak hanya itu kata Pr Arina lagi untuk aktivitas dan Program Unggulan, Bundaran Kolam Makale ditetapkan jadi Zona Olahraga dan Kebugaran seperti Jalan Santai dan Lari dengan jalan utama yang ditutup menjadi lintasan yang aman untuk pejalan kaki dan pelari.
Tempat Senam Massal Bersama: Mengadakan senam pagi (contoh: senam jantung sehat, zumba) yang dipandu oleh instruktur di area terbuka dekat kolam.
Juga jika memungkinkan ada jalur khusus Sepeda Skuter. Dan dengan itu ada lagi lahan usaha baru wargz dalam penyewaan sepeda atau skuter non-motor untuk anak-anak dan keluarga.
Kolam Makale juga jadi Zona Kesehatan dan Edukasi, ada
Pemeriksaan kesehatan gratis: cek tekanan darah, gula darah, dan konsultasi dokter/kesehatan ringan oleh puskesmas atau relawan.
Ada Pojok Edukasi Lingkungan berupa stan yang mengedukasi tentang pemilahan sampah, composting (pengomposan), dan bahaya polusi udara.
Pun dengan Pojok Literasi dan Membaca: Menyediakan perpustakaan kecil di bawah tenda untuk anak-anak dan orang dewasa.
Juga tempat ini jadi Zona Keluarga dan Kreativitas, ada area lapangan bermain anak Menyediakan permainan tradisional.
Sesekali gelar Pasar Murah dan Kuliner Sehat: Memfasilitasi pedagang lokal untuk menjual hasil bumi (sayur, buah), makanan sehat tradisional, dan minuman dalam wadah yang bisa dipakai ulang atau mudah didaur ulang.
Ada pertunjukan Seni &dan Budaya, panggung kecil untuk pertunjukan musik akustik, tarian tradisional, atau drama anak-anak dengan tema lingkungan dan kesehatan.
Dan tentu menurut Pasto Arina ada infrastruktur pendukung, berupa rambu-rambu dan marka Jalan: Memasang rambu-rambu “Zona Bebas Kendaraan” yang permanen dan bisa dibuka-tutup.
Ada Tempat Sampah Terpilah, menyediakan tempat sampah dengan kategori yang jelasdi berbagai titik di sekitarnya .
Sarana Fasilitas Publik juga harus ada. Memastikan ketersediaan toilet umum yang bersih, air minum isi ulang gratis, dan tempat duduk yang nyaman.
Posko Informasi Keamanan: Mendirikan posko yang dikelola oleh petugas gabungan (Satpol PP, Polisi, Relawan) untuk informasi dan penanganan darurat.
Aspek Sosial dan Ekonomi juga harus dicapai dengan Pemberdayaan Masyarakat: Melibatkan Karang Taruna, PKK, dan kelompok masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Dukungan untuk UMKM: Memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM lokal untuk berjualan produk sehat dan ramah lingkungan, sehingga mendongkrak perekonomian warga.Membangun Kohesi Sosial:
Acara ini akan menjadi ruang pertemuan yang positif bagi semua lapisan masyarakat, memperkuat rasa kebersamaan dan kepedulian.
” Tahap Uji Coba: Dimulai dengan frekuensi sebulan sekali untuk mengukur respons dan menyempurnakan sistem, sebelum menjadi kegiatan mingguan, Sosialisasi Intensif melalui media sosial, spanduk, radio lokal, dan dari mulut ke mulut jauh-jauh hari, Bermitra dengan Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, sekolah-sekolah, dan perusahaan swasta untuk dukungan dana dan logistik, ” jelasnya
Dia hanya memberi usul dan saran dan dapat menjadi bahan pertimbangan yang konkrit dan inspiratif bagi Pemerintah Daerah dan seluruh komunitas di Makale. “ Makale sehat-Indonesia kuat,” tutupnya.
( * / fred )
