Direktur PDAM Berulah Ketua Fraksi Golkar Walk Out Rapat Pansus Nyaris Bubar

Bagikan:

MEDIANTANEWS

MAKALE, – Ketua Fraksi Golkar Drs Kendek Rante anggota pansus Ranperda Perumda Air Minum Tirta Buisun memilih walk out keluar meninggalkan rapat dengan PDAM, Selasa 5 Desember di ruang komisi 3 DPRD Tana Toraja.


Aksi itu ia lakukan atas ulah dan sikap Direktur PDAM Frans Mangguali yang memperlakukan dirinya tak etis saat dihubungi untuk diminta hadir dengan tak wajar. Ia marah atas cara menjawab Frans Mangguali yang diam dan justru terdengar orang lain yang bicara dari bilik telpnya saat Kendek Rante menghubunginya.

” Tolong kita dihargai , kalau tidak bisa ditelp jangan diangkat, ditelp diangkat diam apa itu, saya telp karena rapat tidak bisa lanjut , kita butuh penjelasanya, tapi agaknya justru kita dipandang enteng, saya tidak terimah itu, itu tak etis , ” kesal Kendek Rante. Ia menolak untuk kembali melanjutkan pembahasan ranperda itu karena ternyata memuat banyak pasal yang krusial serta tidak jelas dasar hukumnya.

Pembahasan rapat pansus itu memang sempat berjalan normal meski hanya dihadiri oleh beberapa anggota pansus saja.

Pembahasan mulai buntu setelah terdapat pasal- pasal krusial yang harus dijelaskan oleh direktur PDAM, namun rupanya Frans justru memilih menghadiri kegiatan lain.

Kesannya Frans menghindari rapat pembahasan draf ranperda itu. Sebelumnya dia sudah mengatur kalau rapat pansus dijalankan saja meski kadirannya diwakili saja oleh stafnya.

Sesaat setelah aksi walk out itu Frans datang dan menjelaskan kegiatannya yang ia ikuti. Rapat sempat berhenti lama dan nyaris bubar, lantaran menunggu kehadiran direktur PDAM itu.

” Saya hadiri kegiatan reses dimana ada yang harus saya jelaskan di reses itu, saya angkat telp dari bapak Kendek Rante tadi saat orang sedang berdoa, jadi saya minta maaf atas kejadian ini, ” jelas Frans.

Ulah tersebut bakal berbuntut panjang dan mengganggu pembahasan lanjutan ranperda itu. Atas aksi itu makin menambah jumlah anggota dewan lainnya yang bakal menghadang tak setuju ranperda itu tidak dipaksakan untuk ditetapkan.

Hingga usai, rapat yang dipimpin Semuel P Tangdirerung tinggal diikuti Kristian HP Lambe anggota pansus, dan beberapa staf PDAM. Anggota pansus lainya satu persatu tinggalkan rapat yang lain memang tak mau hadir.

” Pokoknya kita tetap selesaikan dan tuntaskan ranperda ini, kita sudah lakukan kunjungan kerja dan kita bahas ini tidak ada kepentingan didalamnya, ini mendesak untuk kepentingan daerah, ” katanya.

Sebelumnya sydah beredar kabar, anggota pansus dan dewan yang lain tak solid membahas ranperda itu karena dianggap prosesnya tergesa – gesa dan terkesan dipaksakan.

Perkembangan pembahasan ranperda makin rumit dan krusial karena terdapat draf yang tidak jelas dasar hukumnya.

Makin kuat dugaan jika ranperda itu hasil copy paste dan belum siap dibahas, buktinya salah satu adalah syarat anggaran dasar sebagai syarat yang dipenuhi direksinya namun kenyataanya, PDAM Tana Toraja selama ini tidak punya anggaran dasar.

( * / fred )


Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses