Menelisik Peran Mamak – Mamak Tergoda Jadi Tim Sukses di Pilkada

Bagikan:

MEDIANTANEWS

MAKALE, – Hiruk pikuk pilkada makin jadi ramai, di Tana Toraja. Magnet pilkada mulai menyeret komunitas mamak-mamak ( maaf sebutan perempuan dewasa dan sudah berkeluarga.red ) untuk jadi tim sukses, ada apa gerangan. Guna jadi menarik dan menggiurkan komunitas mereka dilabel dengan nama dan istilah keren.

Dua paslon kontestan pilkada Tana Toraja Zadrak – Erianto ( Zatria ) dengan Victor – Jhon Diplomasi ( Visi ) mulai mendekati serta menggarap komunitas perempuan .

ZATRIA jaring para komunitas yang rata-rata dihuni perempuan paruh baya dan dewasa dengan membentuk komunitas Srikandi Zatria sementara VISI tak mau ketinggalan , galang pemilih kategori perempuan dewasa, ibu- ibu rumah tangga melalui komunitas Simbolong Manik dan Komunitas Ana.

Menelisik peran para mama – mama terseret masuk jadi barisan tim sukses dan relawan itu jadi perhatian menarik aktifis inklusi dan pemerhati perempuan Lenynda Tondok. Menurutnya pelibatan perempuan dalam pilkada sebagai satu kemajuan positif dalam proses politik.

Hanya saja kata dia, peran mereka betul – betul untuk bagaimana proses pilkada berjalan secara demokratis , perempuan khususnya ‘ emak- emak ini tidak sekedar jadi pengembira alias tim hore saja.

Pilkada serentak kata Lenynda prosesnya dibuat lebih inklusif , hak – hak politik semua yang memenuhi syarat jadi pemilih harus terpenuhi.

” Mereka dilibatkan untuk menjadi
Pelaku politik untuk pesan-pesan yang mendidik,mereka juga sudah saatnya punya posisi tawar untuk program pemberdayaan perempuan para kandidat,saatnya mereka jadi juru kampanye soal isu dan peran perempuan,tidak lagi jadi objek sasaran sosialisasi saja,” harap Lenynda yang juga aktifis LSM Yayasan Eran Sangbure Mayang (YESMa), Selasa 17 September 2024.

Bagaimana geliat para mamak- mamak itu dalam menyatakan dukungannya . Guna menunjukkan keberpihakan mereka punya baju bergambar jagoannya, menggelar live musik dan line dance di poskonya dan juga ikut dalan kegiatan sosialisasi bersama paslon. Mereka pun dilibatkan dalam menggalang dukungan .

Memang jika diliat dari potensi pemilih Tana Toraja , tak kurang 30-40 persen adalah perempuan dewasa ( ibu RT ) . Berikut dalam menggarap dukungan kelompok ibu- ibu tak banyak neko-neko serta sebagian besar memilih paslon karena tarikan sosok, selanjutnya tingkat kepercayaan dukungannya tidak labil.

( * / fred )


Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.