‘Second Opinion’ , Prahara ‘Jelita’ Golkar

Bagikan:

Strategi cerdik Golkar dan ambisi untuk merajai Pilkada sebagai pemenang sungguh apik dan dramatis, kuat dugaan prahara jelita Golkar dengan mundurnya Airlangga bikin penasaran publik, berikut rangkuman teras Mediantanews,

Frederich Suselisu
(Jurnalis & director Toraja media consultan Institute).


AIRLANGGA HARTARTO mendadak mundur kesan sikap Menko Perekonomian kabinet Jokowi itu selaku Ketua Umum DPP Golkar. Proses seolah -olah bak prahara tetapi tidak sampai ada yang tersakiti, lengsernya Airlangga itu terhormat namun sarat dengan tanda tanya yang penuh drama politik berwajah jelita.

Iya, seantero jagat maya media daring dan TV tertujuh kepada Airlangga selaku mantan ketua Golkar, terhitung malam tadi Sabtu 10 Agustus 2024 ia bukan lagi orang nomor satu di partai kebanggaan orde baru yang hingga kini reputasinya tetap berjaya.

Sikap cerdik partai Golkar jadi menarik dan menggoyang panggung konstalasi politik nasional. Perebutan surat rekomendasi pilkada di tingkat pusat ikut berdampak bahkan tertahan hingga suasana kondisi di Golkar aman . Munaslub dalam hitungan hari ke depan pasti segera digelar untuk mengisi kekosongan masa transisi DPP Golkar.

Prahara cantik Golkar terendus dengan beragam tanggapan. Tak ada asap tiba-tiba ada api, cerdik bukan. Perjalanan partai beringin itu nafasnya adalah kekuasaan dengan mendekat mesra bersama pemerintah.

Suksesi mendadak Golkar melahirkan berbagai kemungkinan. Jika skenario itu sebagai jalur memindahkan jabatan ketum ke Gibran Rakabuming atau Jokowi jadi kenyataan itu berarti langkah politik cerdas Golkar rajai pilkada serentak untuk ambisi menang bisa juga terwujud, berkenan Gibran akan dilantik jadi Wakil Presiden RI masa bakti 2024 – 2029, 20 Oktober 2024, pengaruhnya bakal jadi kekuatan tarung para jagoan Golkar di pilkada jika itu jadi alamat mundurnya Airlangga , pilkada serentak , pencoblosan 27 November 2024. Sebuah inovasi dan gaya strategi Golkar untuk memanfaatkan kekuaasan untuk berjaya semua daerah dalam pilkada serentak itu, Ataukah ada hal lain atau calon ketum lain , walahualam.

Memang beredar nama lain yang baksl calon caketum Golkar, selain Jokowi dan putranya Gibran Rakabuming, Bahlil Lahadalia Menteri Investasi Kepaka Badsn Koordinasi Penanaman Modal, Moeldoko dan mungkin adalagi tetap juga dalam lingkaran trah Jokowi. Siapanpun kandidatnya pasti Golkar incarannya adalah penguasa alias pemegang kendali pemerintahan.

Bukan cuma itu yang Golkar ingin golkaj, andil besar dan pengaruh kuat di DPR RI, Golkar adalah raksasa parlemen yang harus mengimbangi kekuatan parpol lain dalam mengawal pemerintahan . Karena itu pucuk pimpinannya harus ditangan penguasa untuk mengamankan misi Golkar kedepan .

Meski hingga kabar ini menyeruak belum ada yang memastikan apa sesungguhnya alasan Airlangga mundur disaat Golkar sarat dengan prestasi di Pileg dan Pilpres. Betulkah kemelut Golkar lantaran adanya benturan internal, atau itu hanya skenario cerdas untuk kepentingan besar partai brrlambabg beringin untuk tetap berada dipucuk pimpinan negeri ini, kita tunggu saja perkembangannya.

Dampak luar biasa, kencangnnya perburuan rekomendasi parpol untuk tiket pilkada jadi tersandra. Hampir semua provinsi dan kabupaten / kota disitu ada jagoan Golkar bahkan sudah ada yang mengantongi form rekemondasi pendaftaran yang diteken Airlangga selaku ketua umum DPP Golkar.

Dengan begitu untuk menjaga kondisi aman dan sejuk kembali ketum yang baru harus sudah ada sebelum jadwal pendaftaran paslon pilkada serentak 27 Agustus 2024 mendatang.

Sekarang kandidat pemegang rekomendasi bisa jadi belum percaya diri untuk maju gegara ‘ ulah ‘ Airlangga, yang jelas siapapun orang nomor wahid di Golkar itu harus segera ada untuk bisa kandidatnta bertarung sebab jikalau sampai masalah runyam hingga pendaftaran paslon tertutup karena tidak ada ketum itu Golkar jadi abstain dan hanya jadi penonton di pilkada serentak.

Hal ini harus dijaga oleh para petinggi Golkar, kisruh berlanjut tanpa kejelasan siapa jadi ketum, itu tadi, pilkada serentak 2024 harus tanpa Golkar, jika saja prahara ini buntu karena campur tangan pihak luar yang inin memanfaatkan kondisinya kemelut itu.

Berikut lagi untuk kandidat kabupaten, kota dan provinsi yang penentu usungan dukungan dari partai Golkar juga harus mawas jaga diri untuk kandidatnya, yang pasti prahara jelita dan cantik Golkar jadi merembes kemana – mana karena itu dan jadi masalah panjang yang tak terselesaikan dengan cepat, karena bisa jadi ini bakal diperparah oleh kencangnya persaingan perebutan kursi ketum Golkar, kita berdoa hal itu jauh dan tidak akan terjadi. Golkar harus Maju sebagaimana penggalan pesan bait Mars Golkar Maju Golongan Karya, Maju Bangsa Indonesia. Hidup Golongan Karya kita , Hidup Bangsa Indonesia

( redaksi )


Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses