BIDIK REDAKSI ; Penyebab Kecelakaan Maut di Sareale Agar Diselidiki, Jangan Sampai Pengaruh Ballo ?

Bagikan:

MEDIANTANEWS

MAKALE, – Kecelakaan maut yang merenggut nyawa hingga enam orang meninggal di Sareale ( poros Rantepao – Pangala’ ), Sabtu 12 Juli 2025 tak bisa dipandang sekedar peristiwa kematian yang mengenaskan tetapi penyebabnya perlu untuk dilakukan penyelidikan khusus oleh satlantas Polres Toraja Utara. Penyebab diluar kendali biasanya dipicu oleh faktor kondisi sopir.

Peristiwa itu jadi perhatian dan menjadi pilihan topik Bidik Redaksi media ini edisi Minggu 13 Juli 2025. Seluruh kru jajaran redaksi kami merasa prihatin serta turut berbelangsukawa atas peristiwa yang mengakibatkan enam orang harus kehilangan nyawa, dan belasan lainnya luka tingan dan berat.

Peristiwa itu terjadi dan dialami oleh sekelompok warga yang hendak pulang dari acara upacara kematian atau rambu solo di Lo’ko Uru Rinding Allo ke Tampang Bonga , Bangkelekila’.

Dari berbagai penelusuran dan sumber yang diperoleh redaksi, truk itu yang angkut dua puluh orang sempat terlihat cukup laju, diliat dari kondisi fisik mobil masih belum tua dan kendali peralatan masih terbilang layak pakai. Publik menunggu kinerja satlantas untuk mengungkap penyebabnya, kesimpulan sementara disebutkan laka tunggal akibat sang sopir tak mampu dan kuasai kendaraannya. Mendengar kronologinya, sepertinya ada beberapa hal yang harus dicermati dari kecelakaan maut itu.

Kencang di jalur yang terlihat ekstrim dengan tikungan kelokan sangat tajam dan sarat jurang untuk sopir yang yang mengemudikan sebaiknya diteliti jangan sampai dalam keadaan mabuk akibat minum alkohol jenis ballo. Ballo jadi sajian tradisi rambu solo dan menuman khas dalam acara dan kegiatan sosial orang Toraja, namun jika diminum berlebihan dapat jadi mengganggu kesadaran karena mabuk.

Kejanggalan dari kecelakaan itu, tak hanya soal muatan cukup banyak, tetapi kecepatannya , jalur yang belum dikuasai tetapi lajuhnya dikabarkan kencang, mana jalannya terbilang ekstrim dan pula disebut-sebut sering terjadi laka lantas.

Ini penting karena sekaligus jadi peringatan bagi sopir atau yang membawah kendaraan saat berada di acara baik rambu solo maupun rambu tuka ( syukuran ) untuk tidak terlalu banyak mengkomsumsi minuman ballo dan jenis beralkohol lainnya. Sekaligus pula bagi keluarga atau siapapun yang hendak bawah kendaraan dari dan ke acara atau kemana saja untuk tidak mengkomdumsi minuman keras, ballo sekalipun, itu jangan.

Tidak sekedar dari larang mobil truk jadi pikihan untuk angkutanke dan dari tempat upacara adat, tapi mesti ada hal penting yang mungkin jadi penyebab, separuh kejadian lakalantas bahkan lebih didominasi oleh faktor sopir.

Kasatlantas Polres Toraja Utara AKP Haryanto kepada wartawan menjelaskan , truk maut itu dibawah oleh sopir bantu yang belum mengusai jalur, tak mampu mengendalikan kendaraannya bahkan dari sumbrr lain menyebutkan jika mobil itu masuk tikungan oleng sebelum terjungkal hanya mengandalkan porseneling.

Korban meninggal di twmpat ada empat orang dan dua di rumah sakit. Pihak satlantas masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap penye kecelakaan tersebut. Terkait apakah sopirnya dalam keadaan mabuk, pihaknya belum mendapatkan hal dan keterangan soal itu.

” Mungkin karena sopir ini tidak terbiasadengan mudan, dia kaget dan tidak bisa mengendalikan kendaraannya sehingga oleng dan terbalik, ” kata AKP Haryanto dikutip dari laman media Kareba- toraja.com, Minggu 13 Juli 2025.

( * / fred )


Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses