Aksi Solidaritas 3 Dosen IAKN Yang Dipecat Rektor , Satu Diantaranya Utusan Gereja Toraja

Bagikan:

MEDIANTANEWS

MAKALE, – Hari Kebangkitan Nasional, Selasa 20 Mei 2025 diperingati dengan cara lain oleh sejumlah dosen dan mahasiswa IAKN Toraja. Mereka memilih peringatan itu dengan menggelar aksi solidaritas terhadap tiga dosen IAKN Toraja yang dipecat rektor dan salah seorang diantaranya ternyata utusan tugas khusus Gereja Toraja yakni Pdt Dr Sulaiman Manguling. Massa aksi yang mengenakan seragam hitam bukti rasa sedih dan keprihatinan mereka terhadap tiga dosen yang diberhentikan itu sejak April 2025 lalu.

Ketiga sudah mengajukan keberatan serta pembelaan dan juga akan menempuh jalur hukum melalui PTUN karena keputusan tersebut dianggap sepihak dan sarat dengan kejanggalan, status ketiganya sebagai dosen tetap bukan ASN, yang mengajar di pragram pasca sarjana dan juga strata satu.

Aksi yang digelar di pelataran parkir gedung Pasca Sarjana tersebut dilakukan dengan penyampaian refleksi dan orasi dari para dosen yang tergabung pada Forum Kampus IAKN Menggugat ( Forkim ) dan juga dari kalangan perwakilan mahasiswa.

Mereka menyampaikan pesan penolakan dan keprihatinan terhadap kebijakan Dr Agustinus Ruben rektor IAKN yang dianggap semena-mena , sepihak serta jauh dari keadilan. Ketiga dosen disebut tak berbuat salah dan dosa di IAKN kenapa harus dipecat.

Untuk sekedar diketahui , pemecatan terhadap utusan dosen tugas khusus Gereja Toraja itu akan jadi ‘tamparan’ dan bisa jadi memunculkan reaksi warga dan jemaatnya. Antara Gereja Toraja dengan IAKN hubungannya sangatlah dekat. Sejarah berdirinya IAKN berawal dari alih fungsi STT Rantepao milik Gereja Toraja menjadi STAKN yang kini mengalami perkembangan menjadi IAKN.

Pemberhentian dan pencampakkan sepihak tiga dosen tersebut yakni Pdt Dr Sulaiman Manguling, Piter Randan Bua’ SKM , M,SI dan Ayub Alexander, M,SI ditenggarai lantaran berada dibarisan aksi yang menentang rektor gegara dugaan praktek plagiarism hingga berujung pada pada aksi mogok mengajar dan kuliah.

Piter Randan kepada media ini ysai acara tersebut digelar mengatakan pemecatan itu betkaitan dengan sejumlah aksi yang mereka gelar menentang sikap rektor yang kerap tak prosedural dalam menjalankan kebijakannya di kampus dan yang paling krusial adalah perbuatan kejahatan akademik rektor yang melakukan praktek plagiator untuk penuhi syarat dirinya untuk menjadi guru besar.

” Sikap otoriternya kembali ditunjukkan, sepihak dan semena-mena kami diberhentikan tanpa proses dan mekanisme yang benar, tidak jelad pelanggaran kami, dan kami sudah adukan banding ke Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI bahkan PTUN pun kamu akan tempuh, ” jelas Piter.

Aksi solidaritas dari rekannya dan mahasiswa itu kata Piter sebagai upaya pencerdasan iman dan intelektual di IAKN yang kini diterpa gonjang – ganjing kepemimpinan rektor yang otoriter dan telah melakukan plagiarism.

” Upaya kesadaran bersama untuk membangun kredibilitas IAKN sebagai lembaga Pendidikan Kristen yang dibanggakan dan bermartabat, aksi penyelamatan akademik dari praktek culas dan kekerasan kampus, ” kata dia lagi.

Upaya perlawanan ketiganya baik nota keberatan kepada pihak rektor juga tindakan banding ke Dirjen Bimas Kristen sebagai atasan langsung rektor IAKN , hasilnya baru akan diputuskan beberapa hari kedepan.

Aksi solidaritas itu diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian disambung lagu hymme Guru dilanjutkan orasi juga dilakukan penyalaan lilin sebagai simbol peringatan dan peduli bersama, renungan refleksi . Sepanjang acara teriakan dan yel yel mahasiswa bangkit , lawan dan merdeka jadi simbol yang mewarnai semangat aksi massa yang memadati lokasi acara.

( * / fred )


Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses