MEDIANTANEWS
DASAR untuk kokohnya peradaban Toraja dengan adat budayanya adalah pengakuan. Bagaimana Budaya Toraja menjadi akar kuat bagi pengembangan Pariwisata, berikut petikan wawancara Mediantanews dengan John Rende Mangontan (JRM) tokoh dan penggiat Pariwisata Toraja.
Bagaimana anda melihat perkembangan pariwisata Toraja sekarang ini ?
JRM – Pariwisata di Toraja saat ini mati suri padahal Pariwisata itu kekuatan utama daerah ini ( Tana Toraja dan Toraja Utara.red ), kekuatan ekonomi yang harus dijadikan modal utama dalam kemajuan sektor pendapatan daerah. Saya belum melihat perhatian yang signifikan dalam tata kelolah pariwisata yang ada.
Lalu apa yang harus dilakukan
JRM – Iya mudah-mudahan pemerintahan baru kedepan melahirkan terobasan baru yang kuat dengan menempatkan posisi sejarah, adat dan budaya serta panorama sebagai basis utama serta atraksi sebagai penunjang. Kekuatan potensi dengan memberdayakan masyarakat adat sebagai peluang dalam menempatkan adat budaya Toraja sebagai posisi tawar, daerah yang sudah dikagumi dan sudah mendunia kita akan apakan, apa perlu dan segera kita lakukan .
Seperti apa itu
JRM, karena Adat sekarang lebih cenderung prestise dan konsumtif sehingga perlu kita desaign menjadi comodity dengan cara Siapkan perangkat mulai dari tingkat wilayah Adat hingga tingkat kabupaten dan menyiapkan regulasinya, dan mempetakan seluruh potensi untuk dibuatkan jadi kawasan yang mendapat pengakuan, tokoh adat mari berbicara ajak untuk mengelabirasi potensi adat dan budaya untuk kekuatan utama pengembangan pariwisata dan stockholder pelaku pariwisata, pelibatan seluruh unsur serta menjadi kebijakan yang terintegrasi dalam semua sektor, konsep dan perencanaan pembangunan basis utamanya pariwisata.
Jadi basis dan kekuatan utama yang dimaksudkan apa
JRM – Pariwisata dengan pendekatan sejarah adat budaya serta panorama inilah yang kemudian disusun dalam rencana-rencana strategis daerah, nilai jual dan jadi potensi yang memiliki dimensi berdaya saing, kearifan lokal yang ada betul-betul dilindungi sebagai potensi utama.
Sebenarnya apa masalahnya sehingga daerah kita sebatas Destinsi saja tidak menjadi posisi kuat dalam posisi tawar ?
JRM , – Itu karena masih belum dipahami jika potensi sejarah, adat dan budaya serta keindahan alam yang ada seolah – olah terpisah dengan masyakat adat, padahal itu hak khulayat yang harus mendapat pengakuan dari negara, Suku dan wilayah Toraja adalah etnis besar yang mendiami hampir semua kabupaten tetangga bahkan diseluruh nusantara, adatnya dan budayanya , keindahan alamnya luar biasa, mendunia tetapi masih terus belum.mengalami perkembangan, falsafah Tongkonan jadi cara atau tempat untuk berpikir bersama, tongkonan sebagai pusat pemerintahan dulu, itu perlu di kemas untuk terus diakui dan jadi pola dalam pendekatan perencanaan pembangunan.
Iya terus apa yang dimaksudkan jadi posisi tawar ?
JRM – Toraja harus mendapat pengakuan dengan regulasi, perlu mendapat dan targetnya adalah daerah ini mestinya jadi wilayah otonomi khusus, penguatan masyarakat adat untuk mengelolah potensi di wilayahnya betul diberi ruang dengan bentuk otonomi masing berdasarkan potensinya, dukungan anggaran itu hanya bisa terjadi jika pengakuan itu ada dan ingat pariwisata itu mensejahterakan, pariwisata akan menggerakkan semua potensi ekonomi, coba lihat Bali apa potensi utamanya dan bagaimana perhatian pemerintah kesana.inilah yangbmenggerakkan perhatian pemerintah pusat untuk fokus dan serius untuk pengembangan pariwisata Toraja untuk menjadi destinasi utama.
Jadi harapannya bagaimana dan seperti apa ?
JRM , – Kita berharap pemerintahan yang baru kedepan untuk memikirkan hal ini, tidak ada jalan selain pariwisata untuk memajukan Toraja, peluang IKN dan sentra- sentra kawasan industri betul- betul digarap sebagai peluang, siapkan regulasi, tarik investor, dan itu tadi pikirkan dan tanamkan jika pembangunan Toraja yang berbasis adat budaya sektor pemicunya adalah pariwisata, pariwisata akan.menjadi industri baru, tumbuhkan minat para milineal sebagai penggerak IMKM dan UKM berbasis wisata.
Contoh kongkrit seperti apa yang diinginkan dalam Pengembangan Pariwisata yang dimaksud ?
JRM, – Saya mengambil contoh kawasan Patung Jesus di Burake sebenarnya Patung itu hanya salah satu aksesoris saja, tapi yg harus ditonjolkan adalah bagaimana sejarahnya 110 thn yang lalu dimana di Burake tempat orang Toraja menerima Kristus/dipermandikan dan bagaimana kekristenan mendukung Adat dan Budaya ini yg harus ditonjolkan dan didukung oleh atraksi – atraksi religius di kawasan Burake serta gimana IMKM dan UMKM serta kuliner dengan baik.
Penetapan Kampung Adat sesuai dengan sejarahnya sesuai kawasan wilayah Adat yg ada ?
Saya kira dengan adanya konsep semacam ini saya menyakini akan terjadi lompatan yang luar biasa kunjungan wisatawan ke Toraja dan sendirinya peningkatan PAD dan Pendapatan masyarakat akan terbentuk sehingga otomatis masyarakat Toraja akan sejahtera sesuai harapan pahlawan kita terlebih dahulu sesuai di Dasar Negara kita yakni Pancasila
( adv / fred )